Pernahkah Anda merasa berada di tempat yang bukan pilihan Anda? Seperti tidak diinginkan, terbuang, atau berada dalam situasi yang membuat Anda bertanya, “Mengapa saya ada di sini?”
Mungkin Anda tumbuh dalam kondisi yang sulit. Tidak semua orang mendapat awal yang indah dalam hidup. Ada yang lahir di tengah masalah keluarga, ketidakpastian ekonomi, atau bahkan penolakan.
Namun, kisah Musa dalam Alkitab menunjukkan bahwa awal yang tidak ideal bukanlah akhir dari segalanya.
Musa hanyalah seorang bayi Ibrani saat ia “dibuang” ke sungai Nil. Bukan karena tidak diinginkan, tetapi karena ibunya ingin menyelamatkan nyawanya.
Ia dibesarkan jauh dari keluarganya, bahkan di lingkungan yang memusuhi bangsanya sendiri. Namun, justru dari sana, Tuhan mulai menyiapkan Musa untuk sebuah panggilan besar.
Tumbuh di Tempat Musuh, Tapi Dalam Rencana Tuhan
Putri Firaun menemukan Musa dan mengangkatnya sebagai anak. Yang lebih mengejutkan, Musa dibesarkan di istana yang kelak menjadi lawan dalam misinya membebaskan bangsa Israel.
Kadang, Tuhan mengizinkan seseorang ditempatkan di lingkungan yang asing agar kelak ia siap menghadapi tugas yang luar biasa.
Meski hidup dalam kenyamanan istana, Musa tidak pernah melupakan asal-usulnya. Ia sadar bahwa bangsanya sedang diperbudak.
Ketika ia membela seorang Ibrani dan membunuh orang Mesir, Musa harus melarikan diri ke tanah Midian. Ia menjalani hidup yang jauh dari sorotan, jauh dari kemegahan, bahkan mungkin jauh dari harapan.
Dipanggil Tuhan di Tengah Keadaan Biasa
Namun, di padang gurun yang sunyi itulah Musa dipanggil oleh Tuhan melalui semak yang menyala tapi tidak terbakar.
“Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir,” demikian firman Tuhan (Keluaran 3:10).
Musa merasa tidak layak. Ia menolak dengan berbagai alasan, tidak pandai bicara, tidak percaya diri, bahkan memohon agar Tuhan mengutus orang lain.
Namun Tuhan tidak melihat keterbatasan seperti manusia. Dia memanggil bukan karena kemampuan, tapi karena kehendak dan rencana-Nya.
Tuhan Tidak Butuh yang Sempurna, Tapi yang Taat
Dengan keberanian yang dipenuhi penyertaan Tuhan, Musa kembali ke Mesir. Ia menghadapi Firaun, memimpin bangsa yang sering bersungut-sungut, dan berjalan dalam ketaatan meski penuh tantangan.
Hingga akhirnya, bangsa Israel keluar dari perbudakan dan menuju tanah yang dijanjikan Tuhan.
Kisah Musa mengingatkan kita hari ini bahwa tidak ada awal hidup yang terlalu buruk untuk dipakai Tuhan. Musa, si anak buangan, menjadi pemimpin besar karena Tuhan punya rencana atas hidupnya. Begitu pula dengan Anda.
Mungkin saat ini Anda merasa tidak layak, tidak siap, atau terlalu kecil untuk melakukan hal besar bagi Tuhan.
Tetapi bila Anda bersedia, Tuhan sanggup memakai hidup Anda untuk membawa perubahan.
Seperti Musa, Anda pun dapat menjadi saluran kasih Tuhan, membawa mereka yang belum mengenal-Nya keluar dari kegelapan menuju terang keselamatan.
Sumber : Jawaban.com